CERITA 1 : PIRO Vs PIR
merantau ke
ini berwirasta alias berjualan apa saja di pasar Manggarai, hari ini jualan sayur,
besok jualan barang bekas, pokoknya apa saja yang memberikan untung.
kebetulan seorang Jawa pembantu rumah tangga yang baru datang di
bahasa Indonesia-nya belum lancar. Sesuai instruksi majikan, si Jawa mencoba merasakan
apakah pepaya yang dijual sudah masak atau belum. Dengan halus si Mandailing memperingati :
“zangan keras-keras mas, supaya tidak penyok” (dengan logat Mandailing tentunya yang mirip
dengan logat Batak). Setelah yakin bahwa pepaya yang mau dibeli sudah matang,
si Jawa bertanya: “piro siji?”, si Mandailing heran dan tidak mengerti dan dia menjawab:
“tidak keras mas ... lunak kok, coba lagi” (pir -dari piro- dalam bahasa Mandailing
artinya keras).
“Tidak keras mas .... coba lagi”, si Mandailing menjelaskan lagi dengan nada mulai meninggi.
“Lha iya ...... piro?”, si Jawa bertanya lagi, tambah heran.
Akhirnya si Mandailing bilang : “sudah kubilan lunak ... keras (pir) kau bilang ....
lihat ini .....”, si Mandailing menonjok pepayanya sampai hancur.
lari terbirit-birit.
CERITA 2 : ENTE LEPAS ANE TERIAK
dan metromini, timbul ide kreatif untuk mengerjain pencopet-pencopet tersebut.
Dia pergi ke terminal Pulogadung untuk naik bis jurusan Cengkareng, si Arab sengaja
pakai celana yang tidak punya kantong belakang dan kantong sampingnya sengaja dia bolongin,
dan khusus hari ini tanpa celana dalam.
Belum lama bis berangkat dari Pulogadung, seorang copet mendekati si Arab, kelihatan
ada sesuatu yang berharga di kantong samping si Arab. Begitu ada kesempatan bagus, si
pencopet memasukkan tangannya ke kantong samping si Arab, eh .... anunya si Arab kepegang.
Dengan santai si Arab menoleh ke si pencopet dan berkata: “Ente lepas ..... Ane teriak”.
Terpaksa si pencopet melakukan tugas baru sampai ke terminal Cengkareng.
0 komentar:
Posting Komentar